Di luar negeri, setiap tahunnya ada perayaan atau hari besar khusus bagi Teknologi Laboratorium Medik untuk mempromosikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang peran profesi ini dalam pelayanan kesehatan. Contohnya seperti di Kanada. 

Since 1985, CSMLS (Canadian Society for Medical Laboratory Science) has sponsored a special week in April to promote awareness and understanding of the role of medical laboratory professionals in the health care system. CSMLS provides posters, brochures and other promotional material, in both official languages, free-of-charge to all members.

Tahun 2015, Indonesia baru memulai kegiatan serupa yang dinamakan Pekan Teknologi Laboratorium Medik yang diselenggarakan pada bulan April lalu. 


Pada Pekan TLM itu, banyak kegiatan yang dilakukan PATELKI untuk memberikan pemahaman (sosialisasi) lebih luas lagi kepada masyarakat tentang profesi TLM.  Semoga tahun depan lebih meriah lagi dan banyak hadiahnya. 


Nah, pada National Medical Laboratory Week 2015 di Kanada dengan tema 'We're Here For You' mereka membuat sebuah video pendek yang cukup menjelaskan tentang profesi TLM. 

Ceritanya berkisah tentang seorang ATLM perempuan yang datang ke rumah sakit pada jam 22:47 untuk bekerja (shift malam). Setelah berganti seragam+jas lab, dia segera masuk ke laboratorium yang biasanya menjadi area yang tertutup untuk pasien dan sebagian pekerja lainnya.

Setelah itu beberapa jam kemudian ada beberapa pasien yang tampak dalam video ditangani oleh perawat dan dokter. Sampel darah diambil oleh perawat dan sampel urin (setelah dikeluarkan oleh pasien) diserahkan kepada dokter. Nah, sampel-sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium. ATLM perempuan tadi pun segera mengerjakan tugasnya menjalankan pemeriksaan terhadap sampel-sampel tadi. Sepanjang malam, dia hanya berada di laboratorium. Tidak pernah bersentuhan langsung dengan pasien.

Setelah sampel diperiksa, hasilnya pun diberikan kepada dokter untuk segera mengambil tindakan untuk pengobatan/perawatan. Mungkin pasien dan keluarga pasien tidak pernah menyangka bahwa yang memeriksa sampel mereka bukanlah seorang dokter maupun perawat karena mereka nyaris tidak pernah bertemu.

Pada pagi hari ketika shift malamnya berakhir, ATLM perempuan tersebut pun pulang. Ketika di lift, dia berpapasan dengan seorang anak kecil yang menjadi pasien di rumah sakit ditemani oleh ibunya. Mereka tidak menyadari kalau yang sedang berdiri di samping mereka adalah orang yang bekerja sepanjang malam di laboratorium, orang yang punya peran dalam menentukan kesembuhan selain dokter dan perawat.

Pesan yang ingin disampaikan CSMLS dalam video tersebut adalah bahwa ATLM ada untuk masyarakat. Selain dokter, perawat, bidan, ada juga loh profesi lain yang perannya juga sangat penting. Namanya Teknologi Laboratorium Medik, ingat ya Teknologi Laboratorium Medik.

Berikut video lengkapnya...


Sumber : http://www.csmls.org/Events/National-Medical-Laboratory-Week.aspx
Untuk kamu-kamu yang sudah lulus pendidikan (Diploma III) D3 Teknologi Laboratorium Medik atau D3 Analis Kesehatan dan lulus SMAK mau melanjutkan pendidikan yang linier (nyambung) mungkin bingung mau melanjutkan dimana, dan jurusan apa. Bahkan mungkin masih ada yang bertanya, apa sih pentingnya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi?

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukan sebuah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak ada peraturan yang mewajibkan seseorang harus menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya. Namun perlu diketahui bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi posisi atau jabatan dalam sebuah tempat kerja. Selain itu juga mempengaruhi besarnya gaji yang akan diterima. Apalagi ke depannya, Teknologi Laboratorium Medik ada pendidikan profesinya seperti Ners pada perawat dan Apoteker pada farmasi sehingga penting bagi lulusan D3 dan SMAK untuk meneruskan ke jenjang Sarjana (Diploma IV).

Kalau kamu mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (linier) kamu bisa memilih D4 Teknologi Laboratorium Medik (Analis Kesehatan). Ini adalah pendidikan yang paling linier karena masih sejalan dan sejalur dengan pendidikan sebelumnya (D3 atau SMAK).

Berikut ini beberapa program studi D4 Teknologi Laboratorium Medik atau D4 Analis Kesehatan yang terdapat dalam situs BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi) yang bisa kamu gunakan sebagai panduan untuk memutuskan dimana akan melanjutkan pendidikan.

Kamu bisa menghubungi tiap-tiap kampus atau universitas di bawah ini untuk informasi lebih lanjut. Perlu diketahui bahwa kampus atau universitas yang ada di di bawah ini sudah terakreditasi BAN-PT. 

Karena Analis Kesehatan sudah berganti nama menjadi Teknologi Laboratorium Medik (mengikuti term internasional), maka otomatis nama program studi juga akan berubah mengikuti nomenklatur yang ada. Nantinya tidak akan ada lagi jurusan Analis Kesehatan tapi jurusan Teknologi Laboratorium Medik. Karena namanya berubah, jelas gelarnya berubah juga.
Kalian semua udah pada tahu belum gelar baru Ahli Teknologi Laboratorium Medik? 

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 154 Tahun 2014, dalam pasal 11 berbunyi:

Penulisan gelar untuk lulusan pendidikan tinggi terdiri atas: 

a. Ahli Pratama, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma I, dengan mencamtumkan huruf “AP.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

b. Ahli Muda, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma II, dengan mencamtumkan huruf “AM.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

c. Ahli Madya, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma III, dengan mencamtumkan huruf “AMd.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

d. Sarjana, ditulis di belakang nama lulusan program studi Sarjana dengan mencamtumkan huruf “S.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

e. Sarjana terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma IV dengan mencamtumkan huruf “S.Tr.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

f. Magister, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister, dengan mencantumkan huruf “M.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

g. Magister Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister Terapan, dengan mencantumkan huruf “M.Tr.” dan diikuti dengan inisial gelar; 

h. Doktor, ditulis di belakang nama lulusan program studi Doktor, dengan mencantumkan huruf “Dr.” dan dapat diikuti dengan inisial gelar;

i. Doktor Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Doktor Terapan, dengan mencantumkan huruf “Dr.Tr.” dan dapat diikuti dengan inisial gelar; dan 

j. Gelar untuk lulusan pendidikan profesi atau spesialis ditulis di depan atau di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan inisial gelar.

Nah, sesuai Permendikbud di atas, gelar utama untuk DIII adalah AMd sedangkan untuk DIV adalah S.Tr. yang diikuti dengan inisial atau singkatan gelar. Inisial gelar untuk Teknologi Laboratorium Medik apa? TLM? Jadi gelar untuk DIII Teknologi Laboratorium Medik adalah AMd Kes?

Salah...

Dalam lampiran Permendikbud di atas, gelar untuk Teknologi Laboratorium Medik adalah sebagai berikut..

DIII gelarnya AMd. Kes.
DIV gelarnya S.Tr. Kes.

Itulah gelar baru untuk lulusan Teknologi Laboratorium Medik.

Mengapa sih Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) atau yang dulunya dikenal sebagai Analis Kesehatan wajib memiliki STR?

Bukan saja ATLM yang wajib memiliki STR melainkan semua tenaga kesehatan yang ada di Indonesia yang ingin bekerja atau menjalankan praktik sesuai bidang profesi masing-masing juga wajib memiliki STR.

Sekarang, apa saja sih yang termasuk tenaga kesehatan itu? Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini http://www.teknolabmedik.ga/2015/05/jenis-jenis-tenaga-kesehatan.html

Karena tenaga kesehatan berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan nyawa orang lain, maka setiap tenaga kesehatan yang hendak melakukan pelayanan kesehatan wajib terdaftar dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Jadi kalau kamu tidak percaya sama dokter atau bidan atau perawat, tanyakan saja STR mereka.

Untuk lebih jelasnya, dalam PERMENKES Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Tenaga Registrasi Tenaga Kesehatan telah menjelaskan dengan lengkap tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Pada Bab II Pelaksanaan Registrasi, Pasal 2 ayat 1 dan 2 berbunyi :

1. Setiap Tenaga Kesehatan yang akan menjalankan praktik dan/atau pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki izin dari Pemerintah.

2. Untuk memperoleh izin dari Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diperlukan STR.

Nah, untuk memperoleh STR, Tenaga Kesehatan harus memiliki Sertifikat Kompetensi. Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus Uji Kompetensi oleh perguruan tinggi bidang kesehatan yang memiliki izin penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

STR Tidak berlaku apabila :
1. Masa berlaku habis;
2. Dicabut atas dasar peraturan perundang-undangan;
3. Atas permintaan yang bersangkutan; atau
4. Yang bersangkutan meninggal dunia.

STR dapat diperpanjang setiap lima tahun setelah memenuhi persyaratan meliputi :

1. Pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan; 
2. Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya. (Permenkes No 46 Tahun 2013)

 RE-REGISTRASI STR :



Berdasarkan Permekes No. 46 Tahun 2014 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Bab II Pasal 4 dan 5, untuk perpanjangan STR maka PATELKI telah merumuskan beberapa ketentuan untuk pemenuhan syarat SKP untuk perpanjangan STR bagi Teknologi Laboratorium Medik atau Analis Kesehatan :

1. SKP dikumpulkan selama 5 (lima) tahun yaitu sebesar 25 SKP. 

2. SKP yang dikumpulkan untuk re-registrasi atau perpanjangan STR terhitung sejak memiliki STR.

3. Pemenuhan SKP tersebut didapat melalui Program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, yang meliputi 6 kegiatan yaitu : 
a). Kegiatan Pelayanan Profesi. 
b). Kegiatan Pendidikan Berkelanjutan (kegiatan ilmiah kognitif, pelatihan Teknologi Leboratorium Medik Up Date : wajib dan pilihan). 
c). Kegiatan Pengabdian Profesi. 
d). Kegiatan Pengembangan Profesi. 
e). Kegiatan Publikasi Ilmiah 

4. SKP yang diakui untuk re-registrasi STR adalah SKP yang dikeluarkan oleh PATELKI. 

a. Untuk kegiatan a, c, d, e tidak ada SKP minimal, sedangkan kegiatan b harus ada SKP minimal yaitu 2 SKP kegiatan ilmiah kognitif, 2 SKP pelatihan Teknologi Laboratorium Medik Up Date Wajib dan 2 SKP pilihan. 

b. Kegiatan ilmiah kognitif berupa seminar, simposium, diskusi panel, talk show, dll yang diakui adalah yang SKP nya dikeluarkan oleh PATELKI. 

c. Pelatihan Teknologi Laboratorium Medik Up Date (wajib dan pilihan), yang diakui adalah sertifikat dan SKP nya dikeluarkan oleh DPP PATELKI. (Pelatihan ini akan dimulai tahun 2015).

d. Bila tidak terpenuhi SKP yang dipersyaratkan, maka akan dilakukan evaluasi kompetensi dengan salah satu rekomendasinya harus mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh MTKI.
Jadi kesimpulannya, kalau ingin mendapatkan STR, maka harus mengikuti ujian kompetensi. Jika masa berlaku STR sudah habis, bisa diperpanjang tanpa perlu mengikuti ujian kompetensi ulang. Cukup mengumpulkan SKP seperti yang telah diterangkan sebelumnya.  

Tapi kalau kamu sudah lulus kuliah di bidang kesehatan (masuk kategori tenaga kesehatan) tapi pas kerja malah di bank, maka kamu tidak wajib memiliki STR karena pekerjaanmu tidak membutuhkan keahlian sesuai dengan profesi tenaga kesehatan.
Pemeriksaan Hematologi


Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari hemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil (segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.

Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian. Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok umur di atas. Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk mendiagnosis dan memantau pasien dengan perdarahan, gangguan pembekuan darah, cedera vaskuler atau trauma.

Hemoglobin (Hb)



Nilai normal : 

Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L 

Deskripsi: 
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah.


Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan anemia sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida kedalam dan keluar sel darah merah berdasarkan kadar O2 dalam plasma (untuk tiap klorida yang masuk kedalam sel darah merah, dikeluarkan satu anion HCO3).


Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit paru-paru, olahraga). Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL menunjukkan anemia. Pada penentuan status anemia, jumlah total hemoglobin lebih penting daripada jumlah eritrosit. 

Implikasi klinik :
• Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan cairan dan kehamilan.

• Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia, luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang yang hidup di daerah dataran tinggi.

• Konsentrasi Hb berfluktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan luka bakar.

• Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia, respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia. 

Faktor pengganggu
• Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan nilai Hb demikian juga Hct dan sel darah merah.

• Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb

• Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum eritropoesis mulai aktif)

• Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat peningkatan volume plasma.

• Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb. Obat yang dapat meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan metildopa.

• Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb 

Hal yang harus diwaspadai
1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel darah merah. Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan penurunan nilai ketiganya.

2. Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung dan kematian. Nilai >20g/dL memicu kapiler clogging sebagai akibat hemokonsenstrasi 

Tatalaksana

Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab rendahnya nilai hemoglobin. Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi merupakan terapi pilihan. Dalam situasi terjadi kekurangan atau penurunan nutrisi maka diperlukan penggantian besi, vitamin B12 atau asam folat. Pada penurunan fungsi ginjal dan penggunaan sitostatika, anemia biasanya terjadi karena menurunnya produksi eritropoetin sehingga terapi yang tepat adalah pemberian eritropoetin, namun apabila ada kendala biaya yang mahal, dapat diganti dengan tranfusi darah. Jika anemia terjadi akibat menurunnya produksi eritropoetin maka terapi penggantian eritropoetin dapat mengurangi kebutuhan tranfusi.
Pemeriksaan Hematologi


Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari hemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil (segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.

Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian. Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok umur di atas. Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk mendiagnosis dan memantau pasien dengan perdarahan, gangguan pembekuan darah, cedera vaskuler atau trauma.

Hematokrit (Hct)

Nilai normal:

Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45

Deskripsi:
Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah total.

Implikasi klinik:
• Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.

• Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.

• Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada ukuran eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia makrositik atau mikrositik.

• Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah lebih kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik terkumpul pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah merah terlihat normal.

• Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.

• Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.

Faktor pengganggu
• Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi demikian juga Hb dan sel darah merahnya.

• Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fisiologis pada kehamilan.

• Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal untuk bayi lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel makrositik. Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki.

• Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada kelompok umur lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah merah yang lebih rendah pada kelompok umur ini.

• Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai Hct.

Hal yang harus diwaspadai :

Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian; Hct >60% terkait dengan pembekuan darah spontan.
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium oleh apoteker bertujuan untuk:

• Menilai kesesuaian terapi (contoh: indikasi obat, ketepatan pemilihan obat, kontraindikasi obat, penyesuaian dosis obat, risiko interaksi obat),


• Menilai efektivitas terapi (contoh: efektivitas pemberian kalium diketahui melalui kadar kalium dalam darah, efektivitas warfarin diketahui melalui pemeriksaan INR,

• Efektifitas allopurinol diketahui dari menurunnya kadar asam urat,

• Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki (contoh: penurunan dosis siprofloksasin hingga 50% pada kondisi klirens kreatinin <30mL/menit),

• Menilai kepatuhan penggunaan obat (contoh: kepatuhan pasien dalam menggunakan obat antidiabetik oral diketahui dari nilai HbA1c, kepatuhan penggunaan statin diketahui dari kadar kolesterol darah), dan

• Mencegah interpretasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan.

Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan (spesimen) yang didapatkan melalui tindakan invasif (menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh) atau non invasif. Contoh spesimen antara lain: darah lengkap (darah vena, darah arteri), plasma, serum, urin, feses, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serebrospinal dan jaringan.

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semikuantitatif. Hasil kuantitatif berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL. Hasil kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebutkan derajat positif atau negatifnya. Hasil semikuantitatif adalah hasil kualitatif yang menyebutkan derajat positif atau negatif tanpa menyebutkan angka pasti (contoh: 1+, 2+, 3+).

Nilai kritis suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan/gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik. Sebaliknya, nilai dalam rentang normal dapat dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Sebagai contoh hasil pemeriksaan serum kreatinin pada pasien usia lanjut (lansia) tidak menunjukkan fungsi ginjal yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan dalam berbagai satuan. Pada tahun 1960 diupayakan adanya standar pengukuran kuantitatif yang berlaku di seluruh dunia tetapi sampai sekarang banyak klinisi tetap menggunakan satuan konvensional, contoh: rentang nilai normal kolesterol adalah <200mg/dL (satuan konvensional) atau <5,17 mmol/L (Satuan Internasional).

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dipengaruhi oleh banyak faktor terdiri atas faktor terkait pasien atau laboratorium. Faktor yang terkait pasien antara lain: umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik, status nutrisi dan penggunaan obat. Sedangkan yang terkait laboratorium antara lain: cara pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik pengukuran.

Kesalahan terkait hasil laboratorium patut dicurigai jika ditemukan tingkat kesalahan pembacaan yang sangat besar dari hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan gejala dan tanda klinik pasien. Nilai klinik pemeriksaan laboratorium tergantung pada sensitifitas, spesifisitas dan akurasi. Sensitifitas menggambarkan kepekaan tes, spesifisitas menggambarkan kemampuan membedakan penyakit/gangguan fungsi organ, sedangkan akurasi adalah ukuran ketepatan pemeriksaan.

Pemeriksaan laboratorium dapat dikelompokkan sebagai pemeriksaan penapisan (screening) dan pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan penapisan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit sedini mungkin agar intervensi dapat dilakukan lebih efektif. Umumnya pemeriksaan penapisan relatif sederhana dan mempunyai kepekaan tinggi. Pemeriksaan diagnostik dilakukan pada pasien yang memiliki gejala, tanda klinik, riwayat penyakit atau nilai pemeriksaan penapisan yang abnormal. Pemeriksaan diagnostik ini cenderung lebih rumit dan spesifik untuk pasien secara individual.

Beberapa pemeriksaan dapat dikelompokkan menjadi satu paket yang disebut profil atau panel, contohnya: pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal, dan pemeriksaan fungsi hati. Tata nama, singkatan dan rentang nilai normal hasil pemeriksaan yang biasa digunakan dapat berbeda antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya, sehingga perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan.

Sumber : Pedoman Interperetasi Data Klinik, Kemenkes RI 2011
A. Kimia Analitik 

Kimia Analitik merupakan salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia. 

Kimia analitik mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan metode volumetri, gravimetri, kromatografi, sprektrofotometri, dan thermal. 

B. Volumetri 

Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui perhitungan volume. Analisis volumetri ini sering disebut dengan titrimetri dengan dasar yaitu penetapan sebuah sampel merujuk pada jumlah volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. 

Dalam teknik ini, alat pengukur volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang dipergunakan dalam analisis volumetri. Penetapan sampel dengan analisa volumetri didasari pada hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia, seperti dibawah ini cara ini sering disebut juga dengan titrasi. 
Untuk proses titrasi zat analit (A) dengan pereaksi (S) atau larutan standar, mengikuti reaksi : 


a A + b S → hasil 

dimana a adalah molekul analit (A) yang bereaksi dengan b molekul pereaksi (S) atau larutan standar. Pereaksi (S), disebut juga dengan titran. 

Posisi titran atau larutan standar ada didalam buret, yang selanjutnya kita tambahkan sedikit demi sedikit ke dalam larutan analit (A) yang ada dalam Erlenmeyer, dengan cara membuka kran yang ada dalam buret. Dalam larutan analit (A) kita menambahkan zat indikator yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi sempurna dari analit dengan pereaksi dengan adanya perubahan warna dari indikator. 

Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks, merupakan pasangan asam basa konjugasi. Dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda ketika dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini yang sangat bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indikator pH dalam titrasi. Pada saat perubahan warna, maka telah terjadi reaksi sempurna antara analit dengan pereaksi dan pada kondisi ini terjadi kesetaraan jumlah molekul zat yang bereaksi sesuai dengan persamaan reaksinya. 

Alat-alat yang digunakan pada analisis kuantitatif metode volumetric adalah buret, erlenmeyer, pipet volum, dan pipet tetes. 

C. Gravimetri 

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama. 

Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance. 

Dalam melakukan analisis dengan teknik gravimetri, kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat kelarutannya atau melihat harga dari hasil kali kelarutan yaitu Ksp. Jika harga Ksp suatu zat kecil maka kita dapat mengetahui bahwa zat tersebut sangat mudah membentuk endapan. Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut adalah jumlah zat tersebut sebanyak-banyaknya yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga larutan jenuh. 

Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan kita analisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Proses ini cukup sulit dilakukan, namun cara yang paling umum adalah mengoksidasi beberapa zat yang mungkin mengganggu sebelum reaksi pengendapan dilakukan. 

Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, yang dilanjutkan dengan membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada didalam sampel, pemanasan atau mengeringkan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kuantitas sampel yang dianalisis. 

D. Kromatografi 

Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam (stationer). 

Komponen utama kromatografi adalah fasa stationer dan fasa mobil dan kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya, seperti kromatografi kertas, kromatografi partisi dan kromatografi gas. 

E. Spektrofotometri 

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut 
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. 

Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi. 

Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik. 

Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi. 

Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan. 

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari : 

sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca). 

Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer 

· UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen 

· VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram 

· UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator. 

· Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR. 

Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik. 

Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan. 

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri 

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi. 

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. 

Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. 

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. 

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: 


“Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”. 

Spektrofotometri Massa 

Merupakan suatu metode analisis instrumental yang dipakai untuk identifikasi dan penentuan struktur dari komponen sampel dengan cara menunjukkan massa relatif dari molekul komponen dan massa relatif hasil pecahannya. Pemakaian spektrofotometri ditujukan untuk : 

1. Penentuan struktur molekul 

2. Pembuktian isotop-isotop stabil dalam penelitian reaksi biologi 

3. Analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap komponen yang telah diisolasi dan dimurnikan 

Dasar/asas spektrometri massa 

Adanya penembakkan molekul dengan elek mesesuai dengan aturan, terjamin keterulangannya dan teramalkan. 

F. Thermal 

Analisis termal dalam pengertian luas adalah pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai fungsi suhu. Penetapan dengan metode ini dapat memberikan informasi pada kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi, transisi kaca, dedrasi, penguapan, pirolisis, interaksi padat-padat dan kemurnian. Data semacam ini berguna untuk karakterisasi senyawa yang memandang kesesuaian, stabilitas, kemasan dan pengawasan kualitas. Pengukuran dalam analisis termal meliputi suhu transisi, termogravimetri dan analisis cemaran. 

Teknik-teknik yang mencakup dalam metode analisis termal adalah:

(termogravimetric analysis=TGA), yang didasari pada perubahan berat akibat pemanasan. Analisis diferensial termal (diferential thermal analysis=DTA), di dasari pada perubahan kandungan panas akibat perubahan temperature dan titrasi termometrik.

Dalam DTA (Differential Thermal Analysis), panas diserap atau diemisikan oleh sistem kimia bahan yang dilakukan dengan pembanding yang inert (Alumina, Silikon, Karbit atau manik kaca) karena suhu keduanya ditambahkan dengan laju yang konstan.

Dalam DSC (Differential Scanning Calorimetry), sampel dan pembanding juga bergantung pada penambahan suhu secara terus-menerus, namun panas yang ditambahkan baik ke sampel atau ke pembanding dilakukan seperlunya, hal ini untuk mempertahankan agar suhu keduanya selalu sama. Penambahan panas dicatat pada recorder, panas ini digunakan untuk mengganti kekurangan atau kelebihan sebagai akibat dari reaksi endoterm atau eksoterm yang terjadi dalam sampel.
Berikut ini beberapa film layar lebar dan TV serial dengan tema dunia kedokteran atau dunia medis.


Film dan TV serial Barat (Amerika)

1. Gifted Hand : The Ben Carson Story
(c) here
Film ini diangkat dari buku autobiografi Benjamin Carson, MD yang menceritakan kisah hidup dokter Ben Carson, seorang ahli bedah saraf. 



Dokter Carson pada awalnya mengalami kesulitan dalam studinya saat masih kecil. Namun ibunya tidak pernah berhenti menyerah pada anaknya walau ibunya sendiri tidak bisa membaca. Perjuangannya benar-benar memotivasi.


2. House MD



Serial TV ini bercerita tentang seorang dokter bernama Gregory House. Si House ini adalah dokter terbaik di sebuah rumah sakit. Tapi berbeda dengan kebanyakan dokter pada umumnya, House ini orangnya nyentrik, cuek dan sering seenaknya sendiri. Dia tidak mau memakai seragam dokter, tidak mau bertemu langsung dengan pasiennya kalau tidak perlu sekali karena menurut dia semua pasien adalah pembohong. 

House dibantu oleh 3 orang dokter muda, Chase, Foreman, dan Cameron. Mereka berempat bahu membahu menyelesaikan kasus-kasus penyakit yang aneh-aneh yang tidak bisa ditangani dokter biasa. Mereka tidak hanya menyelidiki apa yang terjadi pada pasien dengan tes-tes laboratorium klinis, tapi mereka juga menyelidiki apa penyebab si pasien sakit dengan memeriksa tempat kerja atau rumah si pasien seperti detektif.

3. The Knick



Pada abad 19 di kota New York, Amerika Serikat, para ahli bedah berdomisili di rumah sakit terbaik, Knickerbocker Hospital. Dipimpin oleh Dr. John Thackery, para dokter melakukan serangkaian operasi-operasi revolusioner demi kemajuan ilmu kesehatan.

Pada suatu kesempatan, mereka melakukan operasi caesar. Sayangnya operasi caesar pertama dalam sejarah itu meninggalkan kegagalan parah, karena wanita dan bayi yang dikandungnya meninggal dunia.

Susana muram menghinggapi para ahli bedah dan Knickerbocker Hospital sendiri, mereka kehilangan kepercayaan pasien. Mencoba mempertahankan reputasi, Cornelia Robertson, Kepala Dewan Pengawas Rumah Sakit mengambil inisiatif memanggil dokter berbakat lulusan Universitas Harvard, Dr. Algernon Edwards untuk bekerja di tempatnya. Konflik kembali pecah karena Dr. Algernon Edwards seorang kulit hitam.


TV serial/drama Jepang

1. Iryu : Team Medical Dragon
(c) here
Film serial yang diangkat dari manga ini bercerita tentang Dokter Ryutaro Asada, seorang dokter bedah yang mengajukan diri bekerja secara suka rela selama perang. Dia dan timnya dikenal sebagai Team Medical Dragon. Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ryutaro Asada direkrut oleh Dr. Akira Kato yang mendengar tentang kemampuan Dr. Ryutaro Asada saat bekerja dulu demi sebuah rencana ambisius.

2. Dr. Koto Shinryojo

(c) here
Film ini menceritakan tentang Dr. Kensuke Koto yang memutuskan untuk mengabdi menjadi dokter di pulau terpencil di Jepang. Menarik melihat bagaimana cerita ini menggambarkan tantangan yang dihadapi seorang dokter di tempat terpencil dalam melayani masyarakat, jauh dari kota dengan fasilitas rumah sakit yang modern.

3. Say Hello To Black Jack
(c) here
Film ini berkisah tentang seorang dokter magang Eijiro Saito yang baru lulus dari fakultas kedokteran di Universitas Eiroku. Eijiro magang di rumah sakit Eidai di bawah bimbingan Dr. Shiratori di bagian bedah. Eijiro belajar dan bekerja sebagai dokter magang dengan kondisi yang memprihatinkan seperti gaji yang kecil. Maka itu Eijiro memutuskan untuk bekerja paruh waktu di tempat lain.

4. Emergency Room 24 Hours 


Berceritanya tentang sepak terjang dokter-dokter di Unit Gawat Darurat (UGD) yang harus siap bekerja 24 jam demi menyelamatkan nyawa banyak orang. Begitu banyaknya kasus yang terjadi di UGD seperti : koma akibat terlalu banyak bekerja, kecelakaan yang terjadi di rumah, luka tusuk dan tembak, penyalahgunaan narkoba, keracunan, korban kebakaran, sampai percobaan bunuh diri. Yang menanti ambulan yang membawa korban-korban itu adalah dokter, suster, dan ahli trauma di UGD yang bersama berjuang menyelamatkan nyawa-nyawa ini. Dapat dikatakan 10 menit yang pertama adalah paling penting untuk menyelamatkan nyawa pasien yang kritis.


TV Serial/Drama Korea

1. Kill me, Heal Me

(c) here
Drama komedi romantis ini bercerita tentang Cha Do-hyun yang memiliki kepribadian ganda, tidak tanggung-tanggung, dia punya 6 kepribadian mulai dari cowok dan cewek sampai anak kecil dan orang tua. Hidupnya mulai berubah sejak bertemu Oh Ri-jin dokter yang merawatnya. 

2. Blood
(c) here
Film drama ini bercerita tentang seorang vampir yang berprofesi sebagai dokter. Namanya juga drama, tentu kisah percintaan dan konflik antar vampir baik dan vampir jahat akan terus ada.

3. The Great Doctor/Faith
(c) here
Film ini menceritakan dua setting yang berbeda, masa lalu dan masa sekarang yang terhubung melalui 'gerbang surga'. 

Yoo Eun-soo yang seorang dokter bedah berusia 33 tahun di tahun 2012 diculik oleh Jenderal Choi Young yang datang dari zaman Dinasti Goryeo melalui “gerbang surga” menuju masa lalu. Tujuannya adalah untuk membawa Eun-soo ke masa lalu demi menyembuhkan sang ratu yang luka parah. 

4. Medical Top Team


(c) here
Drama Korea ini bercerita tentang bagaimana para tim dokter hebat berusaha mengobati pasien. Setiap orang dalam tim itu memiliki konflik masing-masing. Kisahnya berkisar pada Park Tae-shin, seorang ahli bedah toraks yang sering disalahpahami karena ia kerap bicara blak-blakan, namun sebenarnya berhati lembut. Dalam tim itu ia juga dibantu oleh Seo Joo-young, seorang ahli bedah toraks yang cantik, serta tiga dokter lainnya dengan berbagai macam karakter.

5. Emergency Couple


(c) here
Drama satu ini mengisahkan dua mahasiswa kedokteran, Chang-min dan Jin-hee, yang memutuskan untuk menikah muda meski banyak yang menentang. Namun pernikahan mereka hanya bertahan setahun, keduanya harus bercerai karena banyak konflik di antara mereka. Keduanya lantas melanjutkan studi masing-masing. Enam tahun kemudian, tanpa diduga mereka bertemu kembali di rumah sakit yang sama sebagai dokter magang bersama rekan-rekan satu tim lainnya. 

6. Doctor Stranger


(c) here
Park Hoon dikirim bersama ayahnya ke Korea Utara. Di sana, Park Hoon dilatih menjadi seorang ahli bedah handal oleh ayahnya yang juga merupakan seorang dokter. Park Hoon kemudian pergi ke Korea Selatan dan bekerja di rumah sakit besar. Di sana ia bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip Jae Hee, namun ia mengaku tak mengenal Park Hoon. 

7. Time Slip Dr. Jin


Kisah Dr. Jin berpusat pada karakter Jin Hyuk yang lahir dari keluarga dokter dan menjadi salah satu dokter ahli bedah syaraf terbaik. Suatu hari ketika sedang mengangkat tumor dari otak pasien, sebuah kekuatan magis membawa Jin Hyuk melakukan perjalanan waktu ke zaman Dinasti Joseon. Ketika menjalankan hari-harinya sebagai dokter modern di zaman tersebut, Jin Hyuk justru belajar banyak bagaimana menyembuhkan orang-orang dengan peralatan medis yang jauh dari modern.

8. Dae Jang Geum/Jewel In The Palace




Ceritanya didasarkan pada tokoh sejarah yang diceritakan dalam Catatan Sejarah Dinasti Joseon, yang berpusat pada Jang-geum yang merupakan seorang dokter kerajaan perempuan pertama dari Dinasti Joseon di Korea. Tema utamanya adalah kegigihannya serta gambaran tentang budaya Korea yang tradisional, termasuk makanan serta obat-obatan istana kerajaan Korea.


9. Brain 


(c) here
Berkisah tentang konflik antara dokter bedah arogan bernama Lee Kang-Hoon dan rivalnya dokter Joon-Suk. Lee Kang-Hoon berasal dari keluarga miskin dan masih dihantui akan kenangan pahit tentang kematian ayahnya karena ditolak oleh dokter sementara Joon-Suk berasal dari keluarga berada.

10. The 3rd Hospital 


(c) here
Seohan National Medical Center dibuka di Korea Selatan. Rumah sakit itu menjadi rumah sakit pertama yang menggabungkan pengobatan barat dan pengobatan oriental tradisional. Dalam perjalanan ke upacara pembukaan rumah sakit, Dr. Doo-Hyun menyelamatkan orang dalam kecelakaan mobil. Seung-Hyun mulai bekerja sebagai dokter oriental di rumah sakit dan menyelamatkan hidup seorang anak dengan menerapkan prosedur medis barat . Karena Seung-Hyun tidak berlisensi untuk melakukan prosedur medis barat, dokter barat lainnya melakukan protes. Dapatkah rumah sakit ini bertahan dari perpecahan antara dokter yang terlatih menggunakan pengobatan barat dan dokter oriental?

11. Good Doctor 


(c) here
Good Doctor adalah drama kedokteran yang memuat unsur komedi romantis dan berkisar pada kehidupan Park Shi-on yang memiliki gangguan mental berupa autisme dengan masa lalu yang cukup kelam. Meski begitu, Shi-on diketahui memiliki kecerdasan tinggi. Ia punya kecenderungan jenius, memori luar biasa, serta persepsi tajam tentang ruang dalam tubuh manusia. Dengan bantuan dari walinya, Shi-on akhirnya menjelma menjadi seorang ahli bedah anak yang mumpuni, meski kepribadiannya tetap seperti anak-anak. Di saat yang sama ia bertemu dengan Cha Yoon-seo, yang juga seorang dokter anak. Apa yang terjadi di antara keduanya?

12. Angel Eyes


(c) here
Angel Eyes memadukan kisah kehidupan dokter di rumah sakit serta paramedis yang menolong orang di jalanan. Park Dong-joo dan Yoon Soo-wan, yang buta karena kecelakaan, adalah sepasang kekasih di masa remaja mereka, namun karena suatu peristiwa keduanya harus terpisah. Beberapa tahun kemudian Dong-joo telah menjadi seorang dokter jenius dan berganti nama menjadi Dylan Park, sementara Soo-wan, yang kini sudah bisa melihat, memilih menjadi seorang paramedis. Dong-joo yang terus mencari dan merindukan Soo-wan akhirnya bertemu dengannya, namun Soo-wan telah didampingi seorang dokter muda yang tampan, Kang Ji-woon.

13. Golden Time
(c) here
Dalam dunia medis, istilah ‘golden time’ merujuk pada masa-masa kritis setelah seorang pasien mengalami luka trauma, di mana perawatan medis yang tepat waktu dapat menentukan hidup atau mati seorang pasien. Itulah yang coba digambarkan dalam drama ini. Lee Min-woo yang berjiwa bebas sebenarnya kurang suka dengan profesinya sebagai dokter. Namun sebuah peristiwa traumatik menyebabkan dirinya berpikir ulang tentang profesinya ini. Sementara Kang Jae-in adalah seorang dokter dari keluarga kaya pemilik rumah sakit. Keduanya ditempatkan di ruang gawat darurat di bawah bimbingan Choi In-hyuk, seorang ahli bedah.

Yep, itu dia film-film atau drama korea dan jepang dengan tema dunia medis atau kedokteran. Kalau kamu punya film lain selain film yang di atas, kasih tau di kotak komentar. :)
Powered by Blogger.